Kalian ada yang sama nggak sih kayak aku kalau belajar harus ditulis? Tipeku seperti itu, bisa sih nggak ditulis tapi cepat menguapnya pisan euy, haha. Jadi dulu tuh catatanku banyak banget walau nggak rapi-rapi amat. Mangkanya sekarang pengen punya catatan lagi, that's my big why ngeblog.
Nah, kali ini aku ingin menulis secuplik dari kajian parentingnya dr. Aisyah Dahlan untuk tugas selanjutnya di pelatihan blogspedia batch 3. Ada yang belum kenal dengan beliau? Sama nih belum kenalan juga, pengen gitu ketemu secara langsung. Semoga Allah berikan rezeki ya, positive vibes banget sih beliau MasyAllah.
Nah, sebetulnya aku sudah aware sama kajian beliau dari sebelum menikah dulu, tapi ya memang cuma didengerin aja belum pernah kutulis. So, mumpung kali ini tugasnya ngeresume video bebas apa aja di youtube jadinya pilih ini aja sekalian buat catatan parenting perdana.
Kenapa memilih video tentang Masih Suka Marah dengan Anak laki-laki? Well alasan pertama cukup singkat padat dan jelas, karena anak pertamaku laki-laki. Anak kedua apa jenis kelaminnya? Belum tau, hehe.
Alasan kedua karena aku sadar bahwa aku memang masih suka marah ke anak laki-lakiku disaat kewarasan mulai oleng hehe. Nah reminder buatku pribadi aja yang suka scroll tulisan biar ingat terus dan nggak mudah suka marah ke anak laki-lakiku. Pastinya lebih bersyukur kalau catatan ini bermanfaat buat pembaca setiaku, MakOtak. Trust me, beneran deh nggak jauh beda sih emang sama sifat umum kaum adam ternyata dari pembahasan dr Aisyah Dahlan, hehe.
Ketiga, mendidik anak laki-laki merupakan mendidik calon seorang kepala keluarga. Paling tidak aku berusaha memaksimalkan diri untuk mencetak generasi kepala rumah tangga yang berkualitas. Hasilnya? Serahkan pada Allah.
Keempat, kajian parenting dr Aisyah Dahlan ini selain merujuk berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah juga dibarengi dengan penelitian yang tidak sebentar. Karena keseimbangan adalah hal yang penting, bukan begitu?
Dari cuplikan kajian parenting dr Aisyah Dahlan tentang Masih Suka Marah dengan Anak Laki-laki, bisa disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian laki-laki itu :
Nah, kali ini aku ingin menulis secuplik dari kajian parentingnya dr. Aisyah Dahlan untuk tugas selanjutnya di pelatihan blogspedia batch 3. Ada yang belum kenal dengan beliau? Sama nih belum kenalan juga, pengen gitu ketemu secara langsung. Semoga Allah berikan rezeki ya, positive vibes banget sih beliau MasyAllah.
Kenapa Masih Suka Marah dengan Anak Laki-laki
Nah, sebetulnya aku sudah aware sama kajian beliau dari sebelum menikah dulu, tapi ya memang cuma didengerin aja belum pernah kutulis. So, mumpung kali ini tugasnya ngeresume video bebas apa aja di youtube jadinya pilih ini aja sekalian buat catatan parenting perdana.
Kenapa memilih video tentang Masih Suka Marah dengan Anak laki-laki? Well alasan pertama cukup singkat padat dan jelas, karena anak pertamaku laki-laki. Anak kedua apa jenis kelaminnya? Belum tau, hehe.
Alasan kedua karena aku sadar bahwa aku memang masih suka marah ke anak laki-lakiku disaat kewarasan mulai oleng hehe. Nah reminder buatku pribadi aja yang suka scroll tulisan biar ingat terus dan nggak mudah suka marah ke anak laki-lakiku. Pastinya lebih bersyukur kalau catatan ini bermanfaat buat pembaca setiaku, MakOtak. Trust me, beneran deh nggak jauh beda sih emang sama sifat umum kaum adam ternyata dari pembahasan dr Aisyah Dahlan, hehe.
Ketiga, mendidik anak laki-laki merupakan mendidik calon seorang kepala keluarga. Paling tidak aku berusaha memaksimalkan diri untuk mencetak generasi kepala rumah tangga yang berkualitas. Hasilnya? Serahkan pada Allah.
Keempat, kajian parenting dr Aisyah Dahlan ini selain merujuk berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah juga dibarengi dengan penelitian yang tidak sebentar. Karena keseimbangan adalah hal yang penting, bukan begitu?
Berdasarkan Penelitian
Dari cuplikan kajian parenting dr Aisyah Dahlan tentang Masih Suka Marah dengan Anak Laki-laki, bisa disimpulkan bahwa berdasarkan penelitian laki-laki itu :
Laki-laki Tidak Ahli dalam Multitasking
Saat menasehati anak laki-laki kita cukup bicara kepadanya sampai selesai, tidak masalah jika dia tidak melihat kita. Dia pasti mendengarkan, setelah selesai 10 menit kita berhenti dan tanya paham nak, ngerti? Dijawab ngerti, maka stop.
Sebagian besar kita masih terus aja melanjutkan bicara walaupun anak sudah menjawab. Terjadilah kejadian masih suka marah kepada anak laki-laki. Lagi dan lagi.
Sudut dan Jangkauan Mata Laki-laki Sempit
Coba letakkan tangan kanan kalian ke depan, konsentrasi ke jari tengah. Apakah masih terlihat benda atau orang di kanan dan kiri? Kalau perempuan jawabannya pasti kelihatan. Coba tanya ke anak laki-laki atau suami deh. Sama atau tidak.
Penelitian menunjukkan retina wanita mempunyai sel kerucut yang lebih banyak daripada laki-laki, sehingga jangkauan penglihatannya lebih luas namun pendek. Sedangkan laki-laki jangkauan sempit tapi panjang kedepan.
Allah berikan sel kerucut lebih banyak pada wanita bertujuan untuk memberikan kemudahan saat menjaga rumahnya. Memasak, momong anak, telepon, dan lain-lain bisa dikerjakan dalam satu waktu.
Sebaliknya, Allah berikan sel kerucut lebih sedikit pada laki-laki bertujuan untuk membuatnya lebih ahli dalam pekerjaan di luar rumah.
Apakah itu berarti wanita tidak boleh bekerja di luar rumah atau laki-laki diperkenankan untuk tidak membantu pekerjaan di dalam rumah? Oh, tentu saja tidak ya. Kita membahas keahlian masing-masing, untuk pekerjaan di luar keahlian tetap bisa dikerjaan walau tidak sempurna.
Maka dari itu, anak laki-laki tidak suka terlalu diberi cecaran omelan yang tiada berujung.
Jika kita tetap lanjutkan masih sering suka dengan anak laki-laki, maka bisa dipastikan dia akan kabur alias lari dan malas dengan kita.
Tapi bukan berarti boleh sering marah ke anak perempuan ya, casenya berbeda. Insya Allah nanti akan ada tulisan khusu untuk yang perempuan ya.
Otak Kiri Anak Laki-laki Lebih Lambat Berkembang
Dalam otak kiri ada beberapa kemampuan yaitu analisa, berbicara, detail, rapih. Sedangkan otak kanan yaitu santai, kreatif, gambar, musik, warna.
Dalam perkembangannya (0-6 tahun), otak kiri anak laki-laki lebih lambat perkembangannya dibandingkan otak kiri anak perempuan. Sehingga sebagian besar anak perempuan lebih cepat berbicara daripada anak laki-laki. Aku dan anakku sering bernyanyi seperti ini.
Sedangkan otak kanan perempuan berkembang secara seimbang, walaupun demikian jika dibandingkan dengan laki-laki tetap lebih cepat perkembangan otak kanan laki-laki.
Contoh realnya saat kita meminta anak laki-laki untuk mengambil barang kadangkala yang dilakukannya tidak langsung mengambil, tapi ditendang semuanya. Karena kita yang mendidiknya di rumah adalah perempuan yang kadang belum sepenuhnya mengerti bahwa otak kanannya lebih berkembang, apa yang terjadi? Masih suka marah ke anak laki-laki.
It's oke, yuk sama-sama belajar. Aku pun masih proses belajar, apalagi saat fisik dan mental capek secara bersamaan. Materi parenting yang sudah diputar berkali-kali pun tiba-tiba menguap, hehe. Asalkan nanti sadar kembali ya. Bismillah bisa ya kita semua.
Sebetulnya bukan hanya untuk anak laki-laki sih tips ini, bisa diterapkan juga kepada suami. Yang konon katanya jenis makhluk yang tidak peka. Apakah betul begitu? Hehe
Contoh realnya saat kita meminta anak laki-laki untuk mengambil barang kadangkala yang dilakukannya tidak langsung mengambil, tapi ditendang semuanya. Karena kita yang mendidiknya di rumah adalah perempuan yang kadang belum sepenuhnya mengerti bahwa otak kanannya lebih berkembang, apa yang terjadi? Masih suka marah ke anak laki-laki.
It's oke, yuk sama-sama belajar. Aku pun masih proses belajar, apalagi saat fisik dan mental capek secara bersamaan. Materi parenting yang sudah diputar berkali-kali pun tiba-tiba menguap, hehe. Asalkan nanti sadar kembali ya. Bismillah bisa ya kita semua.
Cara Menaklukan Anak Laki-laki
Sebetulnya bukan hanya untuk anak laki-laki sih tips ini, bisa diterapkan juga kepada suami. Yang konon katanya jenis makhluk yang tidak peka. Apakah betul begitu? Hehe
Menasehati dengan Cara Tidak Langsung
Laki-laki pada dasarnya tidak terlalu nyaman jika kita tanya dan nasehati secara langsung secara berkali-kali. Mungkin karena ekspresi kita ya yang kesannya alis menekuk, mata sedikit keluar, mulut agak monyong, hehe. Jelek banget ya apalagi nasehatinnya saat marah.
Bagaimana cara yang lebih nyaman untuk mereka? Nasehatilah lewat pesan, bisa ke media sosialnya secara pribadi ya pastinya. Bukan di komentar publiknya ya. Hehe.
Kalau jaman dulu biasanya melalui surat-menyurat. Kalau jaman sekarang yang umum menggunakan WhatsApp ya.
Sebetulnya umur yang agak sulit berdasarkan penelitian itu saat anak puber atau beranjak dewasa. Namun, jika sudah dibiasakan dari kecil mungkin bisa membantu saat puber nanti. Baik dari sisi orang tua maupun anak.
Tidak Menatap ke Mata Anak Laki-laki Saat Bicara
Kayaknya romantis banget ya kalau saling menatap gitu kan saat bicara? Eits, tapi ternyata untuk kaum laki-laki ini kurang nyaman lho jika bicara apalagi dinasehati dengan menatap matanya. Kenapa ya?
Penelitian menunjukkan bahwa ternyata laki-laki tidak kuat melakukan kontak mata yang lama. Pasti melakukan kontak sebentar lalu berpaling. Apakah itu menunjukkan bahwa anak sedang membangkang? Tidak ya, dia tidak kuat menatap mata terlalu lama.
Nah, bagaimana cara agar anak memperhatikan saat kita bicara? Kita yang menunduk. Ambil kertas, coret-coret sambil bicara, maka anak akan fokus melihat kita.
Jika tidak, biarkan dia tidak menatap kita tidak apa-apa. Lanjutkan saja bicara sampai selesai. Namun, pastikan juga untuk anak laki-laki selesaikan pembicaraan satu topik selesai, berhenti. Baru dilanjutkan topik berikutnya. Karena apa? Ingat kembali bahwa laki-laki tidak ahli dalam multitasking.
Bagaimana MakOtak? Semoga dapat membantu dalam meminimalisir masih sering marah pada anak laki-laki ya, Ganbatte Kudasai! Tunggu tulisan di blogku selanjutnya ya!
bener banget mba, kalau ikut kajian nggak ditulis kayak cuma dengerin dongeng... bkin ngantuk ya mba...
ReplyDeleteKalau bikin ngantuk atau nggak tergantung sih mbak hihi, tapi emang kalau nggak ditulis menguap begitu sajoo wkwkwk
DeleteAaaahh terima kasih mbak, aku juga punya anak laki-laki berasa diingatkan aku yg udah mulai kaya singa🙈
ReplyDeleteSiap, Saling mengingatkan mbak, akupun masih sering jadi singa haha
DeleteDari judulnya aku bisa menebak ini rangkuman dari kajian yang diberikan dr. Aisyah, yeah alhamdulillah betul. Terima kasih, Mbak. Semoga bisa dipraktikkan, anak keduaku laki-laki, nih.
ReplyDeleteYuhuu semangat!
DeleteIni nih Mba yang selama ini aku cari. Ngadepin kaum adam itu bener-benr harus paham ilmunya ya Mba,
ReplyDeleteBener banget, kadang walau tau ilmunya prakteknya pun masih ehm ehm mbak ya wkwkwk MasyaAllah
Deletewah mbak nice info sekali ini, awalnya saya kira harus bertatapan mata kalo mau ngasih nasihat ke anak laki-laki saya, ternyata lebih fokus kalo kita yang menunduk dan coret-coret sambil bicara, maka anak akan fokus melihat kita. patut dicoba nih mbak, terima kasih yaa mbak
ReplyDeleteSami-sami mbak mari praktek bersama hehe
DeleteJurus baru nih ngadepin bocil ku... Terima kasih informasinya, mbak. 🥰
ReplyDeleteMisami 🥰
DeleteWah terimakasih mb,infony bermanfaat bgt ini...aku belum punya anak laki2 c,tp gpp belajar dl ni dr tulisan mb...hehe
ReplyDeleteBuat persiapan yaa mbak hehe
DeleteCusss langsung praktek deh, aku punya anak laki-laki. Makasih mbak sharingnya sangat manfaat..
ReplyDeleteMisami mbak
Delete