Sumber : mojok.co |
Siapa yang tidak tahu pecel lele lamongan? Kalau mendengar itu pastilah terngiang sambalnya. Sensasi pedas gurih berminyak yang menggugah selera membuat penikmatnya tanpa sadar menghabiskan banyak nasi. Hehe. Kira-kira kita bisa membuat sambal pecel lele lamongan di rumah nggak ya? InsyaAllah bisa banget simak tulisanku sampai selesai ya, MakOtak !
Kebetulan aku adalah orang asli Lamongan tulen, walaupun hanya sampai SMP saja bersekolah disana tetapi tetap donk Lamongan tetap menjadi kampung halaman tercinta, selengkapnya di about me ya. Karena orang tua juga tinggal dan bekerja disana. Nah, yang membuat kangen salah satunya karena kulinernya nih, apalagi sambal pecel lele lamongan buatan Bapak. Walau dimana-mana banyak yang berjualan, tetapi beda aja gitu, hehe. Kita intip dulu yuk bagaimana sejarah menjamurnya orang Lamongan berjualan makanan ini lalu kita lanjut tips resep membuat sambalnya!
Sejarah Pecel Lele Lamongan
Dilansir dari Ismail Noor Surendra, kontributor mojok.co melakukan riset tentang pecel lele lamongan menjelaskan bahwa beliau sebagai orang asli Lamongan tertarik dengan keberadaan pecel lele lamongan yang kian menjamur hingga saat ini. Mulai dari jalanan hingga food court di mall besar hampir selalu ada menu yang satu ini.
Budayawan Lamongan, Syarif Hidayat mengungkapkan dilihat secara antropologis, dulunya Lamongan adalah daerah yang menyedihkan. Kerap menjadi omongan bahwa di beberapa daerah di Kecamatan Lamongan setiap hujan terjadi banjir, setiap kemarau terjadi kekeringan. “Hingga muncul istilah bahwa di Lamongan itu saat musim hujan kalau berak nggak ndodok, kalau musim ketiga atau kemarau kalau berak nggak bisa cebok,” kata Syarif Hidayat menggambarkan kondisi Lamongan di masa lalu.
Situasi tersebut menurut Syarif menjadi bencana tersendiri bagi warga yang mengandalkan pertanian dan tambak. Belum serangan hama wereng dan tikus menyebabkan petani tak bisa berkutik. Maka dari itu banyak dari mereka memutuskan untuk merantau. Merantau ke kota besar ini mereka tentu membawa kerabat dari daerahnya untuk diboyong. Sebagian besar para kerabat itu awalnya hanya membantu berjualan.
“Lama kelamaan jika sudah tahu ilmunya, mereka jadi punya keinginan untuk membuat sendiri. Setelah itu menyebarlah orang Lamongan berjualan pecel lele atau soto dari Sabang hingga Merauke,” ujar Syarif.
Fenomena ini terjadi pada kisaran tahun 1980-an. Cak Badri, salah seorang penjual pecel lele yang lebih dari 30 tahun menjelaskan fenomena tersebut. “Waktu itu masih jarang ada orang Lamongan yang berjualan soto atau pecel lele di Jakarta ini. Bisa dibilang yang mengawali adalah Haji Rawi dari Tanah Abang, ketika di Lamongan saya diajak dan mau. Setelah lama ikut dan merasa bisa sendiri, saya bikin warung sendiri di Palmerah ini lalu bikin juga di Bogor,” ceritanya.
Usaha ini pun menjadi buah bibir di desa-desa seantero Lamongan. Hingga banyak orang yang jadi ikut-ikutan merantau untuk berjualan makanan. Hingar bingar kota besar telah membuat mereka untuk meninggalkan kota kelahiran. Mereka mengadu nasib selain untuk dirinya, tentu juga untuk keluarga yang ada di Lamongan.
Oh iya, sedikit cerita juga pengalaman tetangga suami juga menjadi salah satu pedagang pecel lele lamongan yang sukses di ibu kota, MasyaAllah. Setiap pulang kampung juga selalu berbagi rejeki untuk kanan kiri. Namun, memang jarang pulang karena disana merantau dan warungnya ramai. Jadi eman kalau sering-sering pulang.
Pedagang pecel lele lamongan ini juga terkenal dengan kegigihannya saat mengais rejeki lho. Buka dari pagi hingga malam. Saat aku masih di Bekasi dulu, ada salah satu warung yang pagi sampai maghrib jualan soto lamongan, maghrib sampai menjelang pagi dilanjut pecel lele lamongan. Sempat berbincang sebentar, ternyata memang beliau asli dari lamongan dan pulangnya setahun sekali saat idul fitri.
Beberapa rekan juga mencoba peruntungan dengan membuka usaha ini, bahkan di luar jawa. Berbekal keahlian memasak dan modal dari hasil tabungan saat mereka bekerja kantoran dulu, sepasang rekan suami istri mengadu nasib di luar jawa. Alhamdulillah berkat doa dan kegigihan mereka bisa sukses bahkan dalam waktu yang tidak lama. Keren ya!
Sambal yang Melegenda
Aku adalah pecinta sambal, entah seingatku sejak TK sudah menikmati salah satu makanan favoritku ini. Nah sambal favoritku adalah sambal buatan Bapak. Rasanya sama persis dengan sambal pecel lele lamongan yang dijual sepanjang jalan. Pokoknya, Ibuk masak apapun kalau sudah dipadukan dengan sambal buatan Bapak jadinya semakin mantap jiwa. Sampai cobeknya kukoretin dulu, hehe.
Nah, saat kelas 4 atau 5 SD aku minta ajarin beliau untuk membuat sambal secara mandiri. Maklum Bapak dan Ibuk bekerja, jadi sepulang sekolah biasanya lauk sudah ada karena dimasak pagi sebelum berangkat ke kantor. Tapi kadang aku juga masak sendiri sesuai keinginan dan bahan yang ada.
Berdasarkan resep itu, aku mulai sering membuat sambal pecel lele lamongan ini. Ternyata serumah suka, yaa walau terkadang juga pernah keasinan sih, hehe. Saat PBL atau KKN kuliah dulu, teman-teman satu kelompok juga suka dengan sambal pecel lele lamongan buatanku. Katanya enak seperti di warung. Penasaran? Ini dia tipsnya!
1. Pilih Bahan-Bahan yang Segar
Pastinya masakan yang terbuat dari bahan-bahan yang segar akan berbeda dengan yang tidak segar. Lidah akan bisa merasakannya. Terlebih lagi yang mempunyai indra pengecap yang sensitif. Jadi pastikan saat membuat sambal pecel lele lamongan ini juga pakailah bahan-bahan yang masih segar ya!2. Jam Terbang yang Tinggi
Sama seperti bekerja, membuat sambal pecel lele lamongan juga perlu jam terbang yang tinggi lho! Hehe. Kalau sudah sering membuatnya, sat-set deh dijamin.Apalagi jika sudah terbiasa tidak perlu mengingat takaran resep lagi. Cukup memakai the power of DIKIRA-KIRA saja sudah pas di lidah kalian.
3. Goreng dengan Minyak Panas
Letak keistimewaan membuat sambal pecel lele lamongan ini adalah dari minyaknya yang ulala ya. Jika memasak sendiri paling tidak minyak yang digunakan adalah minyak pilihan yang masih jernih.Semua bahan untuk membuat pecel lele lamongan ini digoreng dalam keadaan minyak yang panas ya, agar matang sempurna dan ada sedikit sentuhan gosong kecoklatannya. Untuk garam aku biasanya tidak ikut digoreng. Bumbunya sederhana hanya bawang merah, bawang putih, cabai merah besar (buang isinya), cabai rawit sesuai selera (patahkan jadi dua agar tidak meletus saat digoreng), tomat, dan terasi.
4. Takaran yang PAS
Untuk takaran ini bisa sesuaikan selera ya. Namun aku biasanya memakai takaran ini untuk 2-3 porsi :Bawang Merah 6 siung
Bawang Putih 2 siung
Tomat 1-2 buah
Cabe Rawit 11 buah
Cabe Merah Besar 2 buah
Terasi ¼ sdt
Minyak Goreng 10 sdm
Garam secukupnya
Perasan jeruk pecel, penyet di atas cobek
Untuk gula dan penyedap rasa aku pribadi jarang sekali menggunakannya untuk membuat sambal pecel lele lamongan. Tapi jika kalian suka boleh dipakai dengan kemiri juga. Karena aku jarang stok kemiri juga sih apalagi saat masih menjadi anak kost, bagiku dengan bahan-bahan di atas sudah cukup maknyus untuk disantap.
5. Angkat Beserta Minyaknya
Nah, jangan lupa! Minyak panas yang dipakai untuk menggoreng tadi masukan semuanya ke dalam cobek ya setelah bahan benar-benar matang sempurna. Kenapa harus matang sempurna? Karena menghindari bau langu dari bahan yang kurang matang dan sambal juga akan tahan lebih lama.
6. Uleg Kasar
Ada yang kurang suka menguleg? Bagiku untuk membuat sambal pecel lele lamongan pantang menggunakan selain pakai cobek dan uleg. Karena sensasi kesedapannya akan jauh berbeda. Selain itu, untuk sambal ini ciri khasnya ada di bahan yang tidak diuleg sempurna.Jadi ada sisa-sisa bahan yang masih kasar. Ini maknyus banget di lidah pecinta pecinta lele lamongan. Tapi tetap harus merata ya saat mengulegnya agar bumbunya rata. Apalagi jika nasi hangat langsung diletakkan di atas cobeknya. Ngiler!
7. Masak dengan CINTA
Tapi memang benar sih, masakan yang dibuat tidak dengan hati itu terasa berbeda. Sepengalamanku ya, hehe. Entah kenapa saat ikhlas membuatnya hasil akhirnya akan lebih nikmat aja di lidah. Oiya, pastikan kebersihan tangan juga dan makanlah saat lapar. Nyum!Bagaimana tertarik untuk membuat sambal pecel lele lamongan juga di rumah? Atau mau beli saja di warung sebelah? Hehe. Semua pilihan kalian. Ya sesekali membuat sendiri, sesekali bagi-bagi rejeki juga ke sesama kan beli kan juga ibadah. Apapun itu, terimakasih ya telah berkunjung ke blogku. Semoga semua urusan kalian dalam kebaikan hari ini dan seterusnya lancar. Aamiin.
Mbak Imaaaay. Aku belum selesai ngerjain tugas dan lg bingung mau masak apaa. Baca tulisan ini sungguh memberiku inspirasi bikin sambel. Terima kasih tips dan resepnya... 🙂
ReplyDeleteHihi yukk eksekusiii
DeleteJd pgn coba bikin sambel nya mb,mksh ya sudah berbagi resepnya..
ReplyDeleteYukk dibikin mbak masamaa
DeleteDuh bener banget, nih, mba, makanan daerah sendiri selalu bikin kangen, saya pun salah satu penggemar pecel lele. Jam terbang memang menentukan hasil masakan yang,e enak ya. Jujurly walau pke resep yg sama, saya blm bisa bikin sambal yg sama enaknya dengan pecel lamkbgan. Hehe
ReplyDeleteHehe iya mbak
DeleteWah aku termasuk pecinta sambel. Tapi kalo aku suka sambel yg diuleg halus. Kalo kasar kurang suka. Tp emang sih rasa sambel pecel lele lamongan itu khas. Enak banget
ReplyDeleteIyap sesuai selera aja yaa
DeleteFavorit banget, saya tim yang kalo makan mesti ada sambelnya. Kayak gak afdol gitu kalo makan gak ada yang pedes2
ReplyDeleteTos banget makin nikmat kan yaaa
Delete